Sepertiku mngkin.... Aku lelah dengan tangisan ini, aku bosan dengan kesedihan dan kesendirian ini, aku jenuh dengan penantian yang tak pernah berakhir ini, aku benci dengan harapan dan keinginanku yang tak pernah bisa ku gapai, aku sangat lelah dengan semuanya....
Sanggupkah aku rasakan semua ini sendiri? Mampukah aku terus terdiam dan mencoba untuk tegar lalui semua ini sendiri? Ikhlaskah aku dengan jalan yang membawaku kepada penantian yang sunyi ini? Bisakah aku terus sembunyikan rasa dan asaku selama ini? Ada waktukah aku untuk berbicara kepada mereka?
pertanyaan itu siapa yang harus menjawabnya? akankah aku sendiri, orang lain atau siapa???
Hingga tetesan air mata ini telah habis, kepala terasa sangat berat, dada pun sangat sesak, eratnya genggaman tanganku sendiri, letihnya raga dan jiwa ini, hingga terasa hati ini sangat perih dan sakit
Ingin rasanya aku berteriak, tapi aku menyadari lagi, ini bukan akhir dari segalanya, seua pasti akan terlewati
Besar harapanku, mampu ceritakan kepada seseorang , ingin rasanya menyatukan mereka, menceritakan inginku, dan berada dalam tengah kehangatannya
Harapan itu hanya akan jadi harapan saja, karena aku telah lelah memikirkannya, telah putus asa rasanya mengharapkannya, hingga ku hanya mampu lakukan ini, ceritakan inginku, sedihku, dan kesendirianku dalam sebait tulisan yang akan terus diam tanpa menanggapi apapun...
Aku hanya akan terus berdoa semoga Keajaiban itu lekas datang... meski berawal dari harapan dan mimpi...
![]() |
Ku tulis untuk diriku.... Berbagi dengan Caraku sendiri
Kesendirian ini yang selalu menyelimutiku
Tangisan ini yang menjadi temanku
Kesedihan ini yang mempengaruhi rasaku
Masalah ini yang menyakitkanku
Aku tak pernah tahu, Aku tak pernah mengerti
Hingga akupun harus berusaha mencari sendiri
Menyemangati diriku sendiri
Menyemangati diriku sendiri
Selalu berusaha tegar hadapi semua ini sendiri
Aku berharap ini hanya sebuah mimpi buruk dan aku ingin segera bangun
Aku berhak mendapatkan kebahagiaan dari mereka
Aku pantas memiliki mereka seutuhnya dan Kasih sayangnya
Tapi kenapa harus mereka sendiri yang hancurkan semua harapan dan inginku
kebahagiaan dan senangku.
Mana pengertian itu? Kenapa semua penuh keegoisan? Pernahkah pikirkan perasaanku?
Helaian nafas panjang...
elusan dada penuh dengan kesabaran
dan diam karena ketabahan
inikah kehidupan?
inikah teladan?
kapan semua terselesaikan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar