KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang
Maha Esa dan atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
“Enteprenuership” dengan baik. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
dan persyaratan untuk pengambilan sertifikat table manner.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Jakarta,
06 Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Permasalahan………………………………… 1
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAAN2.1 Pengertian Kewirausahaan…………………………………… 2
2.2 Contoh usaha kecil dan menengah yang sukses………………. 3
2.2.1 PT Caladi Lima Sembilan (C59)………………….... 3
2.2.2 Usaha Tahu Pom Lembang………………………… 5
2.2.3 Batur Ulin………………………………………….. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………. 8
3.2 Saran……………………………………………………….. 8
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
Di antara makhluk
hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang
paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan
untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa
orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri
bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka
pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas
usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai
mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap
yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan
ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan
dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka
mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta
penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan
menengah.
Dan kini
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk
berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha
bimbingan teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para masyarakat hanya saja
perlu pengembangan usahanya, bagaimana cara pengelolaan barang-barang yang akan
dibuat menjadi produk jual dan produknya itu dapat menarik hati konsumen.
1.2 Tujuan
Penulisan
a.
Sebagai persyaratan pengambilan sertifikat
dan tugas akhir (Skripsi)
b.
Menuangkan pengetahuan usaha yang
telah kita kunjungi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kewirausahaan
Istilah wirausaha
diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman Sumahamijaya pada tahun
1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu entrepreneur,
dalam arti mereka yang memulai usaha baru., menanggung segala resiko, dan
mendapatkan keuntungan.
Kata “Wirausaha”
merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris entrepreneur, yang
artinya adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan
menilai kesempatan peluang bisnis. J. B. Say menggambarkan
pengusaha sebagai orang yang mampu memindahkan sumber-sumber ekonomi dari
tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas tinggi karena mampu
menghasilkan produk yang lebih banyak.
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi (asal usul kata).
Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,
gagah berani, berjiwa besar, dan berwatak agung. Usaha,
artinya perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah
pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber
daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil
tindakan yang tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini
bukan faktor keturunan atau bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan
dikembangkan.
Dalam
kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para
wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini
diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya
adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa,
mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada
konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan
berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho
dari Allah SWT.
2.2 Contoh Usaha Kecil dan Menengah yang Sukses
2.2.1
PT Caladi Lima Sembilan (C59)
PT Caladi
Lima Sembilan adalah perusahaan yang bergerak dalam industri garmen
khususnya
T-Shirt sablon. Resmi berdiri pada tahun 1980, tepatnya 12 Oktober 1980,dirikan
oleh pasangan Marius Widyarto Wiwied dan Maria Goreti Murniati. Pada
awalnya modal yang dimiliki perusahaan ini sangat terbatas, karena modal awal
yang mereka gunakan untuk membuka usaha bukan hasil pinjaman dari bank, teman
ataupun orang tua, melainkan dari hasil penjualan kado pernikahan mereka,
sebesar Rp. 2,5 juta. Dengan hanya memiliki dua orang karyawan, sebuah mesin
jahit dan satu mesin obras.
Nama C59 sendiri berasal dari alamat
rumah, dimana Pak Wiwid, dan istrinya pertama kali tinggal, yaitu di
Jalan “Caladi No.59, Bandung”. Alasannya sangat sederhana, yaitu agar
pembeli lebih mudah apabila ingin memesan atau membeli lagi. Yang pada akhirnya
dijadikan sebagai komitmen untuk memberikan layanan jasa terbaik, sesuai waktu
dan kualitas yang diinginkan konsumen.
Model bisnis yang pertama kali dijalankan
Pak Wiwid dan istrinya ini adalah dengan melayani pesanan T-shirt
bergambar (sablon) dari perorangan, sekolah-sekolah, perguruan tinggi maupun
instansi Pemerintahan di Bandung. Pak Wiwid tidak hanya mendesai dan menyablon
saja, tapi juga mengerjakan semuanya. Mulai dari menerima pesanan, membeli bahan,
mencelup, menggunting, menyablon, menjahit, sampai mengemas. Walaupun pada saat
itu pengerjaannya masih manual belum menggunakan computer.
Kemudian pada tahun 1985, C59
mulai menunjukan keunggulan dari segi bahan tshirt, jenis sablon, dan
teknik pisah warna. Di samping itu C59 juga sangat memperhatikan kepuasan
pelanggan, dengan dapat mengikuti secara langsung bagaimana desain kaus pesanan
tersebut di buat. Dan ternyata pesanan perusahaan semakin meningkat.
Tahun 1986 C59 beroprasi dengan 20
mesin jahit. Dan pada tahun 1990, C59 semakin berkembang dengan membangun
pabrik dan fasilitas modern. Bersamaan dengan di bangunnya took retail
(showroom) yang pertama di jalan Tikukur No.10. Pada tahun ini pula penjualan
C59 semakin meningkat dengan dengan omzet di atas Rp 1 miliar.
Periode tahun 1993-1994 C59 berdiri
secara sah sebagai perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan
Bapak Marius Widyarto Wiwied sebagai
Direktur Utama (hingga saat ini), yang di lanjutkan dengan ekspansi ke beberapa kota di Indonesia dengan membuka Toko sendiri dan bekerjasama dengan Ramayana Department Store sebagai saluran distribusi ke Jakarta, Balikpapan, Yogyakarta, ujung Pandang, Lampung dan Malang.
Direktur Utama (hingga saat ini), yang di lanjutkan dengan ekspansi ke beberapa kota di Indonesia dengan membuka Toko sendiri dan bekerjasama dengan Ramayana Department Store sebagai saluran distribusi ke Jakarta, Balikpapan, Yogyakarta, ujung Pandang, Lampung dan Malang.
Berikut ini Perkembangan dan
Prestasi C59 dari tahu 1996 – 2008:
- Tahun 1996 PT.Caladi Lima Sembilan (C59)
memperoleh penghargaan Upakarti untuk Kategori Usaha Kecil Menengah (UKM).
Selain itu pada tahun 1999 PT.Caladi Lima Sembilan (C59) memenangkan
penghargaan Internasional Merit Award untuk kategori tema Kalender terbaik
(Best Calender Theme).
- Tahun 2000 ( 20 tahun C59) mulai memasarkan
produknya ke Eropa Tengah (Ceko, Slovakia dan Germany). Sedangkan untuk
mengembangkan pasar Lokal nasional, C59 menjalin kerjasama dengan Matahari
Departement Store. Yang kemudian konsep serta varian Produknya mengalami
perubahan. Yaitu dari “ Basic Shirt “ ( kaos oblong ) menjadi “ Fashion
Apparel “ dengan segmentasi kalangan remaja usia 14 – 24 tahun.
- Tahun 2001, C59 memperoleh peringkat pertama
dalam ajang penghargaan Enterprise 50 ( 50 UKM Nasional Terbaik ) yang di
selenggarakan oleh Accenture dan majalah SWA.
- Tahun 2002-2003 PT. Caladi Lima Sembilan (C59)
turut berperan dalam trend para kawula muda, dengan mengadakan “ C59
Street Fiesta ”, yang di selenggarakan di 3 kota besar di jawa, yaitu
Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
- Tahun 2004 PT. Caladi Lima Sembilan (C49) sesuai
dengan slogannya “Express Your Style”, C59 turut ambil bagian dalam
mengekpresikan
music anak muda dalam ajang “ Indonesian Idol “, bekerjasama dengan sebuah Televisi Swasta Indonesia (RCTI) dan Fremantle Media Enterprises,Ltd. ( penyelenggara acara reality show dari America) - Tahun 2007 PT. Caladi Lima Sembilan (C59)
mendapat penghargaan Hade Award dari Dinas Perindustrian Jawa Barat, dan
KICK (Kreative Independent Clothing Komunity), sebagai pelopor
perclothingan di Bandung Jawa Barat.
- Tahun 2008 PT. Caladi Lima Sembilan (C59)
bekerjasama secara resmi dengan Dekranasda Kota Bandung, Ardan Management
Group, Saung Angklung Udjo, Miing fellowship, dan SMK 14/SMSR.
Tekad, keberanian, kreatifitas dan
keyakinan Pak Wiwid lah yang membuat usaha ini terus berkembang hingga saat
ini. Dan sekarang, Pak wiwid tinggal menikmati hasil usaha yang telah di rintis
bersama istrinya tersebut dengan omset ratusan juta rupiah perbulannya. (http://bisnisukm.com/di-balik-suksesnya-kaos-c59.html)
2.2.2
Usaha Tahu Pom Lembang
Jangan
tertipu dengan lokasinya yang menyerupai SPBU, karena yang dijual di sini
ternyata bukan bensin, melainkan tahu. Di awal
tahun 2008, Perry Tristianto, pengusaha factory outlet (FO) dan rumah
makan di Bandung, tertarik ingin mengembangkan tahu. “Di pelosok Nusantara ini,
kan, tahu sangat mudah ditemukan, tapi rasanya begitu-begitu saja. Makanya
beliau berencana membuat terobosan dengan menciptakan tahu dengan resep yang
berbeda,” ujar Supervisor Tahu Lembang, Dede Arif Budiman (28).
Hal pertama yang dilakukan Perry
adalah mencari campuran tahu yang bahannya tidak sulit ditemukan di kota
tinggalnya. Setelah mencari, akhirnya dipilihlah susu sapi, salah satu produk
yang terkenal di Lembang. Setelah diujicoba beberapa kali, kemudian dibukalah
Tahu Susu Lembang (TSL) pada 22 Desember 2008. “Selain memproduksi susu,
Lembang, juga merupakan kota tujuan wisata para wisatawan lokal. Tempat ini
dekat dengan Tangkuban Perahu.Meski dicampur susu, bahan dasar tahu ini
tetaplah kacang kedelai. Keduanya diolah bersama mentega, sehingga bisa
menghasilkan susu dengan tekstur yang lebih halus dan lembut, serta mengandung
protein yang sangat tinggi. "TSL membuat terobosan baru dengan menciptakan
aneka resep tahu yang berbeda dan unik.
Dengan rasanya yang unik, TSL dapat
dengan mudah menjadi makanan kesukaan warga Bandung dan sekitarnya. Belum lagi
dengan konsep tempat dan cara transaksinya yang unik. Ketika memasuki wilayah
TSL, pengunjung akan disambut layaknya memasuki area SPBU, tapi bertuliskan POM
Tahu. Setelah dicek, ternyata itu drive thru TSL yang memang menyerupai
SPBU, dan POM Tahu itu kepanjangan dari Pusat Orang Makan Tahu. “Banyak memang
pengunjung yang terkecoh. Kami sebenarnya enggak berniat menipu, tapi trik ini
ternyata cukup berhasil untuk menarik konsumen baru.
Setiap hari, TSL memproduksi tahunya
di tempat. Jumlah produksinya sangat relatif, antara 5 ribu (hari biasa) hingga
20 ribu (hari libur) tahu. Harganya Rp 10 ribu untuk tahu goreng (isi 10), tahu
bungkus, atau tahu bantal (isi 5), dan Rp 15 ribu untuk tahu cetak atau takus
(isi 10).
TSL, tahu susu ini dapat diolah
dalam beragam masakan (rebus, oseng, dan lainnya), jadi tidak hanya digoreng
saja. “Kami buat tekstur berbeda untuk tahu yang digoreng di tempat dengan yang
mentah. Untuk yang dimakan di sini (goreng) tahunya lebih lembek, tapi keduanya
sama-sama lembut. Jika ingin mendapatkan tahu goreng yang crispy atau
renyah, konsumen harus menggoreng tahu dengan minyak bersuhu panas tinggi.
“Usahakan tahunya tergenang di dalam minyak. Tahu susu ini sudah asin, jadi
tidak perlu direndam dengan air garam lagi.”
Lokasi TSL sangatlah luas. Lahan 2
hektar yang awalnya sebuah kandang kuda itu tidak hanya diisi POM Tahu, tempat
produksi, toko oleh-oleh, dan lokasi outbound saja, tapi ada juga
sekitar 10 kios yang menjual aneka olahan TSL. Seperti kios kupat tahu lembang,
tahu brintik, tahu mendoan, tahu pletok, tahu kecap, batagor tahu, kembang
tahu, tahu krispi, dan masih banyak lagi.
Kemasan Brownies
Tak hanya memikirkan soal rasa,
kemasan TSL juga diusahakan tampil semenarik mungkin. Selain untuk menambah
nilai jual, juga agar sesuai dengan harganya yang relatif mahal dibandingkan
tahu yang ada di pasaran. Pilihan pun jatuh pada kemasan kue brownies untuk
tahu cetak dan besek bambu untuk tahu bantal. Suasana drive thru Tahu Susu
Lembang. Tahu baru akan digoreng jika ada yang memesan agar selalu hangat
Sementara ini, TSL tidak membuka cabang di mana pun selain di Jl. Raya Lembang
No.177, Bandung. Pemiliknya ingin mempatenkan resep produknya dulu. Secara
legal, ini untuk mengantisipasi agar nasib TSL tidak sama seperti tahu
sumedang, yang bisa diproduksi di mana saja.
2.2.3
Batur Ulin
Usaha
Batur Ulin menghasilkan berbagai macam kerajinan, seperti angklung, tas,
pajangan dan mereka menjual madu asli
yang memanfaatkan limbah dan kekayaan alam yang ada di sekitarnya.
Penduduk di sana sangat menjaga ke kayaan alam yang ada di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam
kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para
wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini
diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya
adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa,
mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada
konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan
berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho
dari Allah SWT.
3.2 SARAN
Ø Tetap
mempertahankan kualitas prodak dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.
Ø Selalu
menginovasi produk agar dapat menarik konsumen lebik banyak lagi.